Text
Nyai & Pergundikan di Hindia Belanda
Istri simpanan atau gundik adalah masalah klasik yang sudah lazim di Nusantara. Buku ini mengungkap masalah cinta jalur-belakang ini di masa penjajahan Belanda di Nusantara.
Untuk pertama kalinya diungkapkan sejarah mengenai nyai, perempuan Pribumi, Tionghoa, dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia-Belanda. Sepenggal kisah pemerasan ekonomi, perbudakan, dan bagaimana seorang ibu dipisahkan dengan berbagai cara dari anak kandungnya.
Di dalam buku ini terkuak sebuah sisi kelam dari penjajahan yang dilakukan Belanda selama hampir tiga setengah abad di Hindia-Belanda; hubungan pernyaian antara tuan putih (Belanda) dengan perempuan pribumi. Di dalam sistem masyarakat feodal pada saat itu, menjalani hubungan pernyaian diibaratkan memakan buah simalakama—baik bagi tuan putih maupun perempuan pribumi. Sebuah pilihan sulit yang menuntut konsekuensi berat dari kedua pihak.
Faktor pendukung, politik maupun intrik yang mendorong lahirnya hubungan tersebut pun diceritakan secara kronologis di dalam buku ini. Kehidupan, duka dan penderitaan perempuan pribumi yang terhimpit keadaan dan menjadi nyai bagi para tuan putih pun tergambar nyata di dalamnya.
Selain itu dipaparkan dengan lugas dampak psikologis, ekonomi, sosial dan budaya dari hubungan pernyaian terhadap kehidupan tuan putih, perempuan dan masyarakat pribumi serta keturunan yang dihasilkan dari hubungan tersebut. Sebagai pelengkap dan pendukung data, di dalamnya juga disajikan biografi dan foto beberapa perempuan pribumi pelaku pernyaian. Yang menarik dari buku ini adalah fakta bahwa penulis sendiri merupakan keturunan dari salahsatu anak hasil pernyaian tuan putih dengan perempuan pribumi. Meskipun demikian, fakta dan bukti mengenai pernyaian pada masa Hindia-Belanda tetap disajikan secara berimbang di dalam buku ini.
No other version available